Suatu kali saya jatuh cinta! Tau gak rasanya? Boong ah, klo bilang gk tau! Terus, masalahnya apa? Normal kan...
Masalahnya
saya nyaris kehilangan kendali diri, kehilangan kontrol emosi,
kehilangan realitas diri. Saya berubah menjadi orang paling melankolis
sedunia, paling romantis (dan sebenarnya mah daya dari dulu juga
romantis), status saya penuh dgn kata22 puitis (sebenarnya emang puitis
dari dulu). Psstt... Jangan komentar dulu! Baca sampai selesai. Terus,
si dia gimana? Ngakunya sih ... He love me too...
Aih... Aih... Jadiin aja!
Enggak!
Kenapa?
Because
of this loping-loping (jatuh cinta maksudnya), saya rugi besar. Rugi
materi mah bisa diganti. Coba itung, waktu yang udah abis gak kerasa krn
pikiran di penuhi all about him, gak bisa diganti. Dan sementara waktu
semakin mendekatkan kami, hikss . . . He choose another woman!
Blaarrr!!!! Langit runtuh! (ini mah hiperbola)
'Emangnya dari awal gak sadar?'
Sadar!
Sadaaaarrrr banget! Sadar kalau seharusnya ketika ada rasa yang mulai
bertunas, seharusnya saat itu juga di pagari dgn ma'rifatullah, di
pancang dengan quwatusshillah billah. Agar tunas itu mekar, tumbuh,
kuat, dan berakar nanti saja, pada waktu yang tepat, pada orang yang
tepat.
And now,,, saya kembalikan semua kepada-Nya. Saya
hapus namanya dalam memori hati, sebab hanya Dia yang boleh ada disana.
Jika tidak, saya semakin desperate ketika ada yang menyebut nama dan
menceritakan tentangnya. Saya putuskan hubungan dan komunikasi
dengannya. Dan sambungkan kembali komunikasi dengan-Nya.
Kalo
dia nanya , biar Ari Lasso yang jawab, hampa terasa, aku telah hilang
ditelan bumi. And this loping-loping. Let it gone with the wind.
Kenapa saya menulis semua ini? Ah! Ambil ibrahnya.
At last...
God,
kalo seseorang itu bukan jodohku. Please deh jauhin, plis... plis...
plis... dan ganti dgn yang lebih baik. Dan jika dia jodohku maka supaya
didekatkan dengan cara-Mu, skenario-Mu. Entah cinta itu datang sebelum
waktunya atau datang sesudah tiba waktunya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar